BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kanker adalah gangguan yang dapat
mempengaruhi organ di dalam tubuh. Kanker ditandai oleh poliferasi sel
abnormal. Memproduksi masa yang padat,
bentuk tumor dan neoplasma adalah istilah yang sering di pakai.
Kanker paru adalah gangguan yang
dapat mempengaruhi organ di dalam paru atau system pernafasan. Biasanya di
sebabkan oleh sel-sel di dalam paru yang abnormal dan bisa juga berasal dari
bagian tubuh yang terkena kanker sehingga menjalar ke organ yang lain.
Kanker paru merupakan penyakit yang
sering di derita pria dan wanita.
Sebagian besar kanker paru mengenai pria (65 %), life time risk 1:13 dan pada
wanita 1:20. Pada pria lebih besar
prevalensinya disebabkan faktor merokok yang lebih banyak pada pria.
Insiden puncak kanker paru terjadi antara usia 55 – 65 tahun dan kebanyakan
yang menderita kanker paru meninggal dunia karena kurangnya pengetahuan pasien
terhadap kondisi kesehatan.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari kanker
paru ?
2. Apa etiologi dari kanker
paru?
3. Apa patofisiologi dari
kanker paru ?
4. Apa manifestasi klinis
kanker paru ?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostik pada kanker paru?
6. Bagaimana penatalaksanan
medis kanker paru ?
7. Bagai mana asuhan keperatan
pada kanker paru?
C.
TUJUAN
1. Tujuan
Umum
Agar kita
sebagai mahasiswa mengerti bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan kanker paru
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari kanker paru
2. Untuk
mengetahui etiologi dari kanker paru
3. Untuk
mengetahui patofisiologi dari kanker paru
4. Untuk
mengetahui manifestasi klinis kanker paru
5. Untuk
mengetahui apa saja pemeriksaan
diagnostik pada kanker paru
6. Untuk
mengetahui penatalaksanan medis kanker paru
7. Untuk mengetahui
bagai mana asuhan keperawatan pada pasien kanker paru
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KANKER PARU
Kanker adalah neoplasma pada
jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang abnormal. Paru merupakan organ
elastis berbentuk kerucut dan letaknya didalam rongga dada. Jenis tumor paru
dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi SCLC ( Small Cell Lung Cancer ) dan
NSLC ( Non Small Cell Lung Cancer / Karsinoma Skuamosa, adenokarsinoma,
karsinoma sel besar )
Kanker paru adalah tumor berbahaya
yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam
paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker. (
Zerich 150105 Weblog, by Erich ).
B.
ETIOLOGI
Meskipun etiologi sebenarnya dari
kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang agaknya
bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru :
a)
Merokok
Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan
statistik yang defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua
puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik
b)
Iradiasi.
Insiden
karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan penambang
radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan
dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan
agen etiologi operatif.
c)
Kanker paru akibat kerja.
Terdapat insiden yang tinggi dari
pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur nikel) dan arsenic
(pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru – paru hematite) dan orang –
orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan
insiden.
d)
Polusi
udara
Mereka
yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada
mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari
industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota.
( Thomson,
Catatan Kuliah Patologi,1997).
e)
Genetik.
Terdapat
perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni:
v Proton oncogen.
v Tumor suppressor gene.
v Gene encoding enzyme.
v Diet
Dilaporkan
bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin A menyebabkan
tingginya resiko terkena kanker paru. (Ilmu Penyakit Dalam, 2001)
C.
PATOFISIOLOGI
Dari etiologi yang menyerang
percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi
sehingga terjadi pengendapan karsinogen.
Dengan adanya pengendapan karsinogen
maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia
dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan
oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul
efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari
salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan
ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat
berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat
terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya
menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat
bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding
esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.
Bronchus
(percabangan segmen atau subsegmen)
Trauma
oleh arus udara ( Tar Rokok,polusi
industry,polusi udara)
Bahan
karsinogenik mengendap
Perubahan
epitel silia dan mukosa/ulserasi Bronchus
Deskuamasi Produksi Mukus Meningka
Cell cadangan (reserve cell) basal
mukosa bronchus Bersihan jalan nafas tidak efektif
Hyperplasi,
metaplasi.
D. MANIFESTASI KLINIS
1.
Gejala
awal.
Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan
oleh obstruksi bronkus.
2. Gejala umum.
·
Batuk
Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor.
Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang
sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon
terhadap infeksi sekunder.
·
Hemoptisis
Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor
yang mengalami ulserasi.
·
Anoreksia,
lelah, berkurangnya berat badan.
E.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1.
Radiologi.
v Foto thorax posterior – anterior
(PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan
pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru.
Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada
bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.
v Bronkhografi.
Untuk
melihat tumor di percabangan bronkus.
2.
Laboratorium.
v
Sitologi
(sputum, pleural, atau nodus limfe).
Dilakukan
untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
v
Pemeriksaan
fungsi paru dan GDA.
Dapat
dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
v
Tes
kulit, jumlah absolute limfosit.
Dapat
dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).
3.
Histopatologi.
v Bronkoskopi.
Memungkinkan
visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma
bronkogenik dapat diketahui).
v
Biopsi
Trans Torakal (TTB).
Biopsi
dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm,
sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.
v Torakoskopi.
Biopsi
tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi.
v Mediastinosopi.
Untuk mendapatkan tumor metastasis
atau kelenjar getah bening yang terlibat.
v
Torakotomi.
Totakotomi
untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam – macam prosedur non
invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
4.
Pencitraan.
v CT-Scanning, untuk mengevaluasi
jaringan parenkim paru dan pleura.
v
MRI,
untuk menunjukkan keadaan mediastinum.
F.
PENATALAKSANAAN
MEDIS
A Penatalaksaaan Medis
a.
Pembedahan.
b.
Kemoterafi.
c.
Radioterap iradikal.
d.
Radioterapi
paliatif.
e.
Terapi
endobronkia.
f.
Perawatan
faliatif.
A Penatalaksanaan
Perawat
a.
Bantu pasien untuk mencari posisi
yang paling sedikit nyerinya
b. Dalam tindakan psikologis kurangi ansietas dengan memberikan
informasi yang sering, sederhana, jelas tentang apa yang sedang dilakukan untuk mengatasi
kondisi dan apa makna respons terhadap pengobatan
G.
PENCEGAHAN.
·
Hindari merokok.
·
Makan makanan yang bergizi.
·
Hindari asap pabrik.
·
Dll
H.
KOMPLIKASI
1.
Esofagitis.
2.
Pneumonitis.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
ü
Data
klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, golongan darah, dll.
ü Riwayat kesehatan
·
Keluhan
utama : Klien merasakan sesak di sertai dengan nyeri, & badannya lemas.
·
Riwayat
kesehatan sekarang : Menurut
keluarga, klien sejak 3 bulan yang lalu sering mengalami batuk-batuk yang
kadang-kadang disertai sesak nafas, kemudian berobat ke dokter diberi obat dan
keluhan berkurang.
·
Riwayat
kesehatan lalu : Keluarga klien menyatakan klien tidak menderita penyakit
jantung,diabetes ,asthma, dulu sering batuk- batuk, kemudian di obati dan
sembuh.
·
Riwayat
kesehatan keluarga : Di
dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit keturunan atau penyakit
menular seperti TBC, liver, jantung, kencing manis dan ginjal.
ü
Pemeriksaan fisik.
·
Keadaan
Umum :
Pasien tanpak lemah, sesak yang disertai dengan nyeri dada
·
Tanda
– Tanda Vital
TD: 130/90 mmHg, Nadi : 112 x / m, Suhu : 38,6 derajat
celsius, RR: 36 x/m.
1. Sistem pernafasan
- Sesak nafas, nyeri
dada
- Batuk produktif tak
efektif
- Suara nafas: mengi
pada inspirasi
- Serak, paralysis pita
suara.
2. Sistem kardiovaskuler
- tachycardia, disritmia
- menunjukkan efusi
(gesekan pericardial)
3. Sistem gastrointestinal
- Anoreksia, disfagia,
penurunan intake makanan, berat badan
menurun.
4. Sistem urinarius
- Peningkatan
frekuensi/jumlah urine.
5. Sistem neurologis
ü Data penunjang.
·
Foto
dada, PA dan lateral
·
CT
scan/MRI
·
Bronchoscope
·
Sitologi
: TTB, biopsy kelenjar getah bening leher.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan
dengan penurunan ekspansi paru
2. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) yang
berhubungan dengan invasi kanker ke
pleura, atau dinding dada.
3. Perubahan
nutria kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan Anoreksia
4. Kerusakan
pertukaran gas yang berhubungan dengan gangguan aliran udara ke
alveoli atau ke bagian utama paru, perubahan membran
alveoli.
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
ü Ketidak efektifan pola nafas berhubungan
dengan penurunan ekspansi paru
Tujuan : Di harapkan pola nafas klien efektif.
Kriteria hasil :
a.
Klien
mengungkapkan sesak berkurang/ tidak sesak.
b. Respirasi dalam batas normal.
c.
Tidak
menggunakan otot bantu pernafasan.
Intervensi dan rasional
1.
Kaji
frekuensi, kedalaman
pernafasan dan ekspansi dada.
R/: Untuk mengetahui frekuensi & kedalan pernafasan
karena kedalamam pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas.
2. Auskultasi bunyi nafas, dan catat adanya bunyi
nafas tambahan.
R/: Perubahan bunyi nafas menunjukan obstruksi sekunder.
3. Observasi pola batuk dan karakter secret
R/:
Kongesti alveolar mengakibatkan batuk kering/iritatif
4. Berikan pada klien posisi semi
fowler.
R/: Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan
menurunkan
upaya pernafasan
5. Kolaborasi dalam pemberian oksigen tambahan.
R/: Memaksimalkan pernafasan dan menurunkan kerja nafas.
6. Berikan humidifikasi tambahan.
R/: Memberikan kelembaban
pada membran mukosa dan membantu
pengenceran secret.
ü
Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) yang berhubungan dengan invasi
kanker ke
pleura, atau dinding dada.
Tujuan : pasien menunjukkan
perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat dan Pertukaran
gas efektif.
Kriteria hasil:
a. Tidak
bingung dan gelisah.
b. TTV
normal.
c. Tidak
sesak.
d. Nilai GDA normal.
Intervensi dan rasional:
1. Kaji frekuensi dan kedalaman
pernafasan.
R/: Berguna dalam evaluasi
derajat distress pernafasan
dan kronisnya
proses
penyakit.
2. Auskultasi paru untuk
penurunan bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan
R/: Area yang tak terventilasi dapat diidentifikasikan dengan tak adanya
bunyi nafas.
3. Observasi ferfusi daerah akral dan sianosis ( daun telinga,
bibir, lidah dan
membran lidah )
R/: Menunjukan hipoksemia sistemik.
4. Lakukan
tindakan untuk memperbaiki jalan nafas.
R/: Jalan nafas lengket/kolaps
menurunkan jumlah alveoli yang berfungsi Secara negatif mempengaruhi pertukaran
gas.
5. Tinggikan
kepala/tempat tidur sesuai dengan kebutuhan.
R/: Meningkatkan ekspansi dada maksimal,
membuat mudah bernafas meningkatkan kenyamanan.
6. Berikan
o2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA.
R/: Dapat memperbaiki/mencegah
buruknya hipoksia.
ü Perubahan nutria kurang dari
kebutuhan yang berhubungan dengan Anoreksia
Tujuan : Nyeri hilang/
berkurang.
Kriteria hasil:
a. TTV normal klien nampak rileks.
b. Klien
dapat tidur.
c. Klien dapat berpartisi dalam
aktivitas.
Intervensi dan rasional:
1. Tanyakan
pasien tentang nyeri, Tentukan karaktersitik nyeri.
R/: Membantu dalam evaluasi gejala nyeri.
2.
Buat
skala nyeri 0-10 rentang intensitasnya.
R/: Membantu pasien dalam mengkaji tingkat nyeri.
3.
Evaluasi keefektifan pemberian obat.
R/: Memberikan
obat berdasarkan aturan.
4.
Kolaborasi: Berikan analgesik rutin s/d indikasi.
R/:
Mempertahankan kadar obat, menghindari puncak periode nyeri
ü
Kerusakan
pertukaran gas yang berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli atau ke bagian utama paru, perubahan membran
alveoli.
Tujuan : Nutrisi klien terpenuhi.
Kriteria hasil
:
Berat badan bertambah dan.menunjukan perubahan pola makan.
Intervensi dan
rasional :
1.
Catat ststus nutrisi pasien pada penerimaan.
R/: Berguna dalam mengidentifikasi
derajat kurang nutrisi.
2. Berikan
penjelasan tentang pentingnya makanan yang adekuat dan bergizi
R/: Meningkatkan
pengetahuan dan kepatuhan untuk menjalankan program
diet sesuai aturan.
3.
Dorong klien untuk makan diet TKTP.
R/: Peningkatan
pemenuhan kebutuhan.
4.
Pertahankan
higiene mulut.
R/: Makanan di mulut
menambah rasa ketidaknyamanan pada mulut dan
menurunkan nafsu makan.
5.
Kolaborasi
dengan Ahli gizi dalam pemberian makanan.
R/: Meningkatkan
kemampuan asupan sesuai dengan kemampuan klien.
D. IMPLEMENTASI.
Tindakan ketika
perawat melakukan kontak dengan pasien dan melakukan pendokumentasian proses
keperawatan proses keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan.
E. EVALUASI.
BAB
IV
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Kanker paru adalah tumor berbahaya
yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam
paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker.
Etiologi:
Ada beberapa faktor yang agaknya
bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru :
· Merokok
· Iradiasi.
· Kanker paru akibat kerja
· Polusi udara
· Genetik.
· Diet.
2. SARAN.
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurang-kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar
dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang
DAFTAR PUSTAKA
1.
Marylin
E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencnaan
/pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC.Jakarta
2.
Barbara Engram. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah. Vol. 1. Penerbit EGC. Jakarta
3.
Long,
Barbara C, (1996), Perawatan Medikal Bedah; Suatu Pendekatan Proses Holistik,
Yayasan
4.
NANDA International. 2005. NANDA:
nursing diagnoses: Definitios and Classification ( NIC ). The C.V mosby
company, St. Louis
5.
Johnson, M, M, Mass, dan S. Moorhead.
2000. Nursing outcomes Classification ( NOC ). The C.V mosby company, St. Louis